Nama : Opi Chanty Mahendra
Nim : 51151027
Kelas : EKI-C / I
Kasih Sayang
Ibu Yang Tak Ada Habisnya
Sekilas Tentang Ibu
Ibu adalah wanita yang
paling berjasa dalam hidup seorang anak dimanapun berada termasuk kita. Amat besarnya kasih sayang ibu
untuk anaknya, tak mungkin dapat kita bayangkan dan perumpamaan seindah apapun
mungkin tak akan sebanding dengan realita kasih sayang yang mereka berikan
dengan tulus kepada kita. Pada kesempatan ini, izinkan saya untuk sedikit
mengulsa tentang besarnya kasih seorang ibu bagi anak-anaknya.
Mungkin kita pernah mendengar berita atau kisah
seorang ibu yang tega menyakiti atau bahkan membunuh anaknya sendiri. Tapi
pastilah kita jauh lebih sering lagi mendengar atau membaca kisah-kisah tentang
besarnya kasih sayang seorang ibu. Atau tidak lah usah kita melihat jauh
terhadap kisah yang dialami oleh orang lain yang ditulis dalam buku-buku
sejarah atau dicetak menjadi sebuah novel yang mahal, bukankah kita sendiri
mempunyai dan cukup mengenal seorang wanita yang pernah kesakitan saat
melahirkan anaknya, yaitu “KITA”.
Ibu adalah ia yang tak akan tega melihat atau
menyaksikan anaknya menderita. Mungkin jika diberikan pilihan kepadanya antara
hidup dan kematian yang sangat menentukan, ia akan memilih mati agar kita
sebagai anaknya tegap hidup. Mungkin kita tidak lagi ingat ketika ibu kita
dengan sangat rela membersihkan kotoran kita saat kita balita, ia yang dengan
sabar menyuapi kita saat kita rewel atau yang dengan sabar menunggu malam agar
cepat berlalu ketika kita terbaring sakit dengan matanya yang sayu karena
tidak tidur mengkhawatirkan kita. Lantas, sudahkah kita ingat ia ketika
kita dewasa?
Memang terkadang akan ada saja kekesalan yang
akan dirasakan oleh seorang anak dengan berbagai alasan karena orang tuanya. Mungkin kita pernah merasa tidak dihargai, atau tidak
disayangi karena ibu kita lebih menyangi saudara kita sendiri yang memiliki
kelebihan dibandingkan kita atau memang ibu kita lebih menyimpan simpati dan
kasih sayang nya kepada saudara yang lain. Mungkin perasaan ini masih ada
sampai kita dewasa, jika memang ia sadarkah kita, bahwa kita telah
menghilangkan satu poin penting yang sangat berharga dalam hidup kita, yaitu
tuntuan kita sebagai seroang anak adalah senantiasa berbakti kepada orang tua kita termasuk dalam hal ini seorang ibu. Jika kita
merasa tidak disayangi, bukankah banyak orang yang merasa tidak disayangi
padalah ia adalah orang yang paling diperhatikan pada kenyataannya. Jadi semua
berawal dari rasa tidak terima kita..
Kasih sayang ibu sepanjang masa
Jika dihadapkan padanya antara hidup dan
kematian, pastilah ia akan memilih mati agar kita tetap hidup
Rasanya tidak terlalu berlebihan kalimat tersebut
untuk menggambarkan betapa besar kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, yaitu
“kita”. Seorang ibu adalah ia yang telah berjuang dengan gigih saat melahirkan
kita, pastinya kita tak akan ingat ketika ia dengan rela hati membawa kita
kemanapun ia pergi saat kita dalam kandungannya lebih kurang selama 9 bulan
lamanya.
Begitu indahnya gambaran kasih sayang yang
diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya. Ia memberikan apapun agar anaknya
hidup layak dan bahagia. Apakah kita berfikir ketika ia berikan segalanya untuk
kita, ia curahkan semua perhatiannya untuk memikirkan kebutuhan kita, sang ibu
mengharapkan balasan kita? Sama sekali tidak, jikapun ada ibu yang terkadang
meminta sekedar kebutuhannya itupun tidak seberapa, dan itu memang kewajiban
kita sebagai seorang anak. Pernahkah kita mendengar dalam ajaran Islam yang
mulia, bahwa semua harta yang kita miliki adalah hak
orang tua kita?
Kasih
sayang ibu memang tidak terbatas. Mungkin bagi sebagian kita yang telah
merasakannya dan ada yang sama sekali tidak sadar akan besarnya kasih sayang
seorang yang mulia ini. Masih ingatkah kita saat kita masih seorang bocah nakal
yang sering kali merepotkannya, ia mungkin marah, tapi bukan berarti itu dapat
mengurangi kasih sayang nya kepada kita. Ia marah karena kita melakukan sesuatu
yang salah, adalah salah satu bukti bahwa ia sedang menyayangi anaknya.
Kasih sayang ibu tidak mungkin
dapat kita bayar sampai kapanpun, ia adalah hutang yang tak mungkin pula dapat
kita lunasi sampai kita mati. Saat kia dalam kandunganya, ia adalah yang paling
merasakan kesusahan karena kita. Tidur tidak nyenyak, kemana-mana berjalan
dengan perut yang berat, tidak boleh makan ini dan itu serta tak jarang harus
makan makanan yang tidak ia sukai.
Pada saat melahirkan tiba, penderitaan ibu untuk
memperjuangkan kelangsungan hidup kita harus dilaluinya. Saat seorang ibu
melahirkan anaknya, merupakan saat-saat ketika ia harus berhadapan dengan keadaan
yang mengancam jiwanya untuk melahirkan kita. Ia harus menghadapi kesakitan
yang luarbiasa agar kita lahir kedunia.
Pada saat anak masih bayi, penderitaan ibu belum
selesai. Setiap malam harus bangun untuk mengganti popok, menyusui, dan
menidurkan si bayi. Belum juga terlelap lama, jika si kecil bangun, maka ibu
harus ikut bangun untuk melayani kebutuhan si kecil. Begitu seterusnya hingga
anak dapat hidup mandiri. Bahkan, ketika anak sudah besar dan mandiri-pun kasih
sayang ibu tidak pernah surut atau berkurang. Mereka tetap menyayangi
anak-anaknya, melalui cucu- cucunya.
Seorang ibu malakukan semua itu dengan penuh
kasih sayang tanpa disertai harapan mendapat balasan. Seorang ibu adalah ia
yang senang ketika kita senang, ia akan sedih ketika kita mendapatkan
kesusahan. Jika kita sakit, ia adalah orang yang paling mengkhawatirkan kita.
Itulah diantara kasih sayang ibu terhadap anak-anaknya.
Ibu yang Mustajab Doanya
Didalam Islam, salah satu doa
yang dikatakan Mustajab adalah doa dari seorang ibu. Ia
adalah orang yang berdoa tanpa mengharapkan balasan dari anaknya. Oleh karena
itu, jika kita mengharapkan keberhasilan dan kebaikan senantiasa menyertai kita
dimanapun dan apapun usaha yang kita lakukan, maka mintalah doa serta restu
dari ibu kita jika memang ia masih ada. Tatkala kita mendapatka restu serta
doanya, maka itu adalah peluang serta asset berharga yang kita punya.
Sebaliknya, jangan sekali-kali kita menyakiti hadi
seorang ibu. Jika seoang ibu telah murka karena kedurhakaan yang dilakukan oleh
anaknya, maka tatkala ia berdoa keburukan untuk anaknya karena kedurhakaan sang
anak kepadanya, maka ini adalah mala petaka yang sangat mengerikan yang tidak
bisa kita bayangkan akibatnya. Semoga kita bukan termasuk anak-anak yang durhaka kepada orang tua kita.
Benarkah Surga itu ada Ditelapak kaki ibu
Sering kali kita mendengar kata ini, “Suraga ada ditelapak
kaki ibu” benarkah itu? Mengenai ungkapan ini disarkan kepada hadis yang
berkaitan dengan burl walidaini. Meskipun ada beberapa yang mengatakannya lemah dan palsu,
akan tetapi ada juga hadis yang menyatakan derajatnya pada hadits yang lain
hasan. Terlepas dari perselisihan tersebut, (wawllahua’lam) jika dilihat dari
segi makna tidak lah salah karena besarnya kasih sayang seorang ibu dan begitu
tinggi kedudukan seorang ibu bagi kita.
Kaki adalah organ tubuh yang paling rendah bagi
manusia, artinya kita harus senantiasa merendahkan diri kita tatkala kita
didepan ibu dan ayah
kita. Melembutkan suara saat berkata dan tidak membentak keduanya. Bahkan dalam
Al Quran dijelaskan pula, bahwa seorang anak bukan hanya tidak diperbolehkan
membentak kedua orang tuanya, bahkan ia tidak boleh mengucapkan perkataan “ah”
sekalipun tatkala salah satu atau kedua orang tuanya memerintahkan sesuatu
selain bermaksiat kepada Allah.
Oleh karena itu, jika kita inginkan kebahagiaan
dunia maupun di akhirat, maka hendaklah kita senantiasa memperhatikan sikap
kita kepada ibu dan ayah kita. Kasih sayang seorang ibu dan seoang ayah, adalah
keniscaaan yang tak dapat kita baikan. Jikapun Allah takdirkan kita tak sempat
lama bersama mereka, kita masih bisa panjatkan doa atau bersedekah untuk
keduanya. Semoga dengan banyaknya kita berdoa atau bersedekah yang kita tujukan
untuk mereka, hal ini akan menjadi penolong mereka dan meringankan beban ibu
dan ayah kita diakherat kelak.
Komentar
Posting Komentar